5G adalah generasi kelima dari teknologi komunikasi seluler, yang dikembangkan dari teknologi seluler tercepat saat ini, yaitu 4G-LTE.
5G akan membuka kemungkinan baru yang berdampak signifikan pada hampir setiap aspek secara global, mulai dari cara kita hidup, bekerja, dan bermain.
Fokus Pengembangan 5G
- Peningkatan Broadband: Penggunaan berbasis data yang membutuhkan kecepatan data tinggi di seluruh area dengan cakupan yang luas.
- Layanan Mission-Critical: Layanan baru dalam transportasi, perawatan kesehatan, industri, dll.
- Konektivitas Massive IoT: Jutaan koneksi yang selalu aktif dan tidak terputus.
Penerapan awal 5G berfokus pada peningkatan broadband seluler untuk konsumen dengan memanfaatkan infrastruktur 4G yang sudah ada.
Jaringan 5G akan fokus mendukung pada dua area (layanan Mission-critical dan Massive IoT) dan beberapa lainnya, tetapi mulai akan diterapkan secara luas pada akhir 2020 atau paling cepat 2021.
5G bukanlah teknologi tunggal, melainkan sekumpulan teknologi yang masing-masing terdiri dari sub kumpulan teknologi.
Semua kumpulan teknologi tersebut harus bekerja sama untuk menyediakan bandwidth tinggi dan konektivitas dengan latensi (jeda waktu) rendah.
Perangkat yang terhubung 5G
- Jaringan radio
- Jaringan transportasi
- Edge computing dan edge data centers
- Perangkat otomatis
Untuk sementara waktu, 4G LTE dan 5G akan tetap berdampingan dan saling melengkapi karena penyedia layanan masih berinvestasi di keduanya.
Model Penerapan 5G
Secara umum, 5G akan mengikuti dua model penerapan:
- Non-standalone (NSA)
- Standalone (SA)
5G standalone (SA)
Jaringan ini sepenuhnya independen dengan infrastruktur mandiri yang akan menghadirkan potensi penuh dari 5G.
5G standalone (SA) memiliki keunggulan dalam hal efisiensi, biaya yang lebih murah, dan pengembangan baru untuk versi yang lebih baik.
Namun, untuk menerapkan jaringan ini tergantung pada kesiapan penyedia layanan dan ketersediaan peralatan.
5G non-standalone (NSA)
Memungkinkan penyedia layanan untuk memanfaatkan jaringan dan infrastruktur dari 4G LTE, sambil menambahkan infrastruktur baru 5G.
Tujuannya, untuk menyediakan layanan broadband seluler yang telah ditingkatkan dan memberi konsumen bandwidth yang lebih baik.
5G non-standalone (NSA) dalah hal kecepatan jauh lebih baik dari 5G standalone (SA), karena penerapan ini yang sekarang digunakan penyedia layanan sambil perlahan beralih ke 5G.
Cara Kerja Teknologi 5G
Jaringan 5G yang menggunakan frekuensi tinggi (high-band) akan membawa trafik / data dengan kapasitas lebih tinggi dan lebih cepat, khususnya video dengan kecepatan hingga 20 GB /detik.
5G akan memiliki latensi (jarak waktu) yang lebih rendah dengan mengurangi jarak sinyal dan menurunkan kemungkinan kehilangan atau melemahnya sinyal. Latensi dapat mencapai serendah 4 milidetik.
5G juga memungkinkan untuk dapat terhubung ke banyak perangkat sekaligus, lebih sedikit gangguan dan efisiensi yang lebih baik.
Bayangkan mesin industri otomatis, mobil otonom (tanpa supir), dan kulkas pintar yang semuanya terhubung dalam satu jaringan.
Konsumsi energi juga lebih rendah, memungkinkan memuat data berkecepatan tinggi ke perangkat bertenaga baterai, seperti headset VR (realitas virtual).
Penerapan Teknologi 5G
Untuk mencapai kecepatan data yang tinggi dan latensi yang rendah dalam skala besar, 5G akan sangat bergantung pada daerah virtual yang tersebar pada setiap jaringan.
Penyedia layanan memisahkan dan memanfaatkan perangkat lunak agar menjadi lebih cepat dan menawarkan solusi yang sesuai dengan jenis industri apapun.
Solusi virtual menampilkan vendor dengan arsitektur yang sangat berbeda yang diperlukan untuk dapat berkomunikasi dengan lancar satu sama lain.
Untuk mendukung 5G memerlukan kinerja jaringan yang sesuai, operator perlu berinvestasi pada infrastruktur seperti spektrum, infrastruktur RAN (jaringan akses radio), transmisi, dan jaringan inti.
Kemudian penyedia layanan harus memanfaatkan solusi multi-vendor yang terpisah untuk memvirtualisasikan hampir setiap aspek jaringan.
Lalu, menyebarkan solusi tersebut dalam skala besar dengan benar-benar memaksimalkan infrastruktur 5G.
Contoh Penggunaan 5G
Kota dengan drone yang bekerja sama untuk melakukan misi, seperti pencarian, penyelamatan, penilaian kebakaran, dan pemantauan lalu lintas, semua satu sama lain terhubung secara nirkabel dengan stasiun pangkalan darat.
Kendaraan otonom (tanpa supir) dapat terhubung satu sama lain, membaca peta langsung dan data lalu lintas, sambil menafsirkan lingkungan sekitarnya dengan aman.
Pabrik industri penuh dengan sensor yang masing-masing memantau berbagai aspek lingkungan kerja.
Menggunakan informasi mulai dari lokasi hingga data akselerometer (deteksi getaran jatuh), memahami di mana dan bagaimana sensor berinteraksi dengan orang dan mesin lainnya.
Pangkalan militer yang terhubung dapat meningkatkan potensi untuk operasi dan mendorong tingkat kesiapan tempur, memanfaatkan peningkatan visibilitas rantai pasokan, manajemen aset, dan analisis data.
Konsultasi kesehatan online yang lebih baik, akan memungkinkan pasien dengan mudah terhubung secara virtual dengan dokter.
Masyarakat bisa berkomunikasi jarak jauh melalui obrolan video secara langsung dari rumah menggunakan perangkat nirkabel, tanpa harus datang ke kantor dokter.
Merubah ekonomi, dengan akses nirkabel tetap menghubungkan antara bisnis dan rumah melalui koneksi internet dengan cara yang lebih cepat, aman, dan lebih andal.
Akses super cepat juga memungkinkan meningkatnya perekonomian di daerah pedesaan dan negara-negara berkembang.
Peran Penyedia layanan 5G
Tidak dapat dipungkiri, untuk mendukung jaringan 5G akan memerlukan investasi modal yang sangat besar.
Penyedia layanan perlu memberikan layanan yang terbaik kepada setiap pelanggan agar bisa di monetisasi sebagai modal pengembangan infrastruktur.
Komputasi edge seluler yang sebelumnya diidentifikasi sebagai pilar utama dari lima bidang teknologi 5G, akan membawa kita ke zaman yang lebih maju.
Teknologi 5G akan memanfaatkan latensi rendah dan bandwidth lebih tinggi yang akan menciptakan aliran pendapatan baru bagi penyedia layanan.
Komputasi edge menyediakan daya komputasi sedekat mungkin dengan perangkat yang menghasilkan data untuk meningkatkan kecepatan dan menurunkan latensi.
Penyedia layanan perlu menggunakan jaringan mereka secara efektif untuk dapat memanfaatkan nilai dari edge computing.
Mereka dapat melakukannya dengan:
- Memahami industri mana yang paling setuju untuk memanfaatkan keunggulan dan memberikan nilai dengan lebih baik secara internal maupun eksternal.
- Mengidentifikasi contoh penggunaan utama dalam industri tersebut dan aplikasi terkait yang paling mungkin mendapatkan daya tarik pasar.
- Menerapkan solusi khusus vertikal ini dalam skala besar untuk mendorong aliran pendapatan baru.
Agar berhasil dengan 5G, operator jaringan harus mengubah cara mereka merancang jaringan agar cepat menciptakan inovasi baru.
Kemudian menghadirkan layanan baru ke masyarakat yang bisa menciptakan memuaskan setiap pelanggan dan menghasilkan aliran pendapatan baru.
5G secara tidak langsung akan memaksa penyedia layanan dari platform yang sudah terintegrasi untuk melakukan virtualisasi.
Tentu saja semua ini tidak mudah, jaringan 5G tidak bisa secara ajaib langsung terintegrasi dengan banyak platform sekaligus.
Perlu banyak pengembangan, kerjasama dengan berbagai pihak, dan mengetahui kapan dan di mana harus memulai, hingga teknologi 5G siap di gunakan.